jogjacamps.blogspot.com - Terjemah Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’alim Karya Hadlratus Syaikh
K.H Muhammad Hasyim Asy’ari rahimahullahu ta’ala
meminta terhadap santri untk senantiasa mengulangi hafalannya dan menguji hafakannya yg telah lalu seperti kaidah-kaidah yg dianggap sulit dan masalah-masalah konteporer. Tidak lupa hendaknya sang guru senantiasa memberikan informasi yg terkait dgn pokok-pokok bahasan / dalil-dalil yg telah dipelajari. Apabila diantara mereka memberikan jawaban benar dan tak takut / grogi maka berterima kasilah dan pujilah dihadapan kawan-kawannya agar mereka tergugah semangatnya untk mencari tambahan.
Begitu pula jika mereka beraspirasi dan tak takut unjuk gigi dgn kemampuannya yg minim itu maka berilah semangat dgn memberikan iming-iming cita-cita yg tinggi / kedudukan yg terkait dgn ilmu. Apalagi teguran itu bisa membuatnya semangat dan akhirnya dia bisa berterimakasih.
Hendaknya pula mengulangi materi-meteri yg terkait bahasannya agar siswa faham.
Tujuh, pabila seorang murid melakukan sesuatu yg belum waktunya dan menghawatirkan maka dinasehati dgn lemah lembut dan ingatkan dgn hadits Nabi sesungguhnya bagi tanaman itu taklah mengenal bumi yg gersang dan tak ada permukaan yg tetap. Agar tetap sabar dan semanagat. Apabila terkait indikasi yg membosankan / indikasi lain maka perintahlah untk istirahat dan mengurangi aktivitas. Jangan sekali-kali mengomando murid untk mempelajari sesuatu yg dia belum cukup kepandaiannya / umurnya. Atau memberikan rekomendasi tulisan yg mengacaukan fikirannya. Jika adaseseorang yg mengajak bermusyawarah kepadanya baik dari segi kefahaman / hafalan dlm bacaan fax / buku-buku maka jangan berkomentar sesuatu sehingga dia mencobanya dan mengetahuinya sendiri apabila dia tak mampu pd akhirnya, maka komentarilah dgn sederhana terkait dgn bab yg dimaksud. Apabila dia sudah mampu memahami satu kitab dgn baik maka pindahkan kekitab lain yg sesuai dgn kemampuannya, apabila belum jangan dulu, itu semua karena memindahkan santri kepeda apa yg seharusnya dipindahkan / menambah semangatnya sedangkan menunjukkan kekurangannya mengurangi semangatnya. Begitu pula tidaklah mungkin bagi santri terbagi pikirannya pd dua fak pelajaran / lebih apabila belum menghafalnya. Tetapi mendahulukan yg terpenting secara berurutan. Apabila diketahui / dianggap belum layak pd satu bidang maka intrupsikan untk meninggalkannya dan pindah kelainnya yg bisa diharapkan kelayakannya.
Delapan, hendaklah sang guru tak menampakkan menonjolnya pelajar dihadapan kawan-kawan lainnya dgn menunjukkan kasih akungnya perhatiannya padahal mereka sama sifat, umur / pengalaman ilmu agamanya kerana itu semua menyakitkan hati, akan tetapi jika diantara mereka ada yg semangat dan bertatakramalah lebih sopan maka tampakkanlah keseponanya dan terangkan kepada mereka bahwa dia memulyakannya karena sebab itu maka tak apa-apa.karena itu bisa menumbuhkan dan menimbulkan sifat seperti itu begitu pula tak boleh mendahulukan salah seorang murid dgn giliran yg lain dan mengahirkan yg lainnya kecuali bila ada masalahnya bisa menambah maslahah giliran itu, apabila bisa dimaklumi.
Sembilan, hendaklah lemah lembut kepada para santri dan menyebutkan santri yg tak hadir, dgn penuh perhatian, mengetahui nama-nama mereka, nasab, asal dan mendoakan mereka agar mereka senantiasa baik, mengawasi tingkah laku dan tatakramanya secara dhohir ataupun yg batin, jika diantara mereka tampak sesuatu yg tak layak seperti melakukan sesuatu yg haram / makruh, kerusakan, malas / kurang sopan baik kepada guru / orang lain, ataupun banyak membicarakan sesuatu yg tak berfaidah, bergaul kepada seseorang yg tak patut digauli maka hendakmya sang guru mencegahnya dihadapan yg menyebabkan itu dgn mengarahkannya dan tak menyalahkannya. Apabila itu semua tak dpt menyelesaikan masalah maka diperingatkan secara rahasia (tertutup) / dihadapan dua orang tersebut. Tapi apabila hal itu belum bisa menyelesaikan maka dinasehati dgn agak keras berupa kata-kata yg lebih merasuk dan menjelaskan dihadapan umum.dan apabila masih belum bisa, maka diusir hingga jera dan mau kembali apabila jika dia sampai takut sebagian kawan akrabnya yg akan memojokkannya.
Sepuluh, Seorang guru harus jg membiasakan mengucapkan salam berbicara yg baik, kasih akung, tolong menolong, berbakti dan bertakwa. Semua itu sebagaimana peran agama terhadap Allah, dan peran dunia tehadap hubungan manusia untk menempurnakan dua kehidupan itu.
Sebelas, Seorang guru berusaha untk senantiasa memperbaiki murid-murid, dgn perhatiannya, membantunya dgn sekuat tenaga denangan orentasinya / kemampuan hartanya tampa terpaksa. Karena Allah SWT senantiasa akan menolong hamba selam hamba itu mau menolong temannya. Dan barang siapa memenuhi kebutuhan kawannya, maka Allah SWT pun akan memenuhi semua kebutuhannya. Barang siapa membantu orang yg miskin, maka Allah akan memudahkan hisab / hitungannya dihari kiyamat, apalagi menolong orang yg menunutut ilmu.
Dua belas, apabila pelajar tak masuk lebih dari biasanya maka hendaknya ditanyai keadannya kepada kawan yg biasa bersamanya apabila tak tahu maka mengutus kawannya / datangilah sendiri, karena itulah yg lebih utama.
Apabila ternyata dia sakit maka hendaknya dia dijenguk, apabila dlm keadaan susah maka membantunya, apabila akan berpergian, maka perhatikanlah siapa yg menemaninya dan bertanya pd kawan itu dan menanyakan keperluannya dan mengizinkannya dgn iringan do’a. ketahuilah bahwa santri yg sholeh akan lebih disukai oleh ilmunya, oleh gurunya dunia akhirat. Dari pd orang kaya dan kerabat-kerabatnya/famili-familinya. Oleh karena itu ulama’-ulama’ salaf senantiasa bersungguh-sungguh mencari santri yg bagi manusia baik ketika hidup / matinya. Walaupun hanya satu murid tetapi ilmunya bermanfaat, dan zuhud, perlakuannya baik dan tutur katanya baik, maka itu sudah cukup disis Allah. Karena satu ilmutak dpt berpindah kesatu orang keorang lain kecuali akan mendapatkan sebagaimana yg telah diterangkan oleh hadits shohih. Dari Nabi SAW : apabila anak adam meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara yaitu shodaqoh jariah, ilmu yg bermanfaat dan anak sholeh yg selalu mendo’akannya. Ketiga pin diatas ada pd orang yg mengajarkan ilmu (guru).
Adapun shodaqoh, maka mempelajari ilmu adlh termasuk shodaqoh, tidaklah kau lihat sabda Nabi SAW tatkala dlm musholla sendirian barang siapa bershodaqoh dgn ni (sholat) maka dia akan mendapatkan fadilah jama’ah, dan orang yg mengamalkan ilmu akan mendapatkan keutamaan ilmu, yg itu adlh lebih utama dari pd solat jama’ah, dan akan mendapatkan keutamaan dunia dan akhirat. Adapun ilmu yg bermanfaat maka jelas karena guru, menebabkan semuanya itu kepada orang yg mendapatkan ilmu yg bermanfaat. Adapun do’a anak yg sholeh (do’a yg baik) terbiasa diucapkan oleh orang yg ahli ilmu dan hadits senantiasa mendo’akan kepada gurunya.
Tiga belas, rendah hati dihadapan muridnya dan tiap anak didiknya selam dia yg menegakakan lagi, Allah dan mau menundukkan lambungnya dan lemah lembut. Allah berfirman kepada nabinya rendahkanlah lambungmu kepada orang miskinyang mengikutimu, Nabi jg bersabda sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku untk senantiasa tawadhu’ tiada ketawaduan kecuali Allah yg mengangkatnya.
Empat belas, bertutur kata kepada sitiap muridnya apalagi kepada murid senior dan memanggil dgn nama yg baik dan mengucapkan salam dan saran apabila bertemu dengannya dan memuliyakannya ketika mereka bertamu dan bertanya dgn lemah lembut tentang keadaannya dan orang-orang tentang dekat dengannya setelah menjawab salam, menemuinya dgn muka berseri-seri bahagia ramah dan penuh kasih akung dan melebihkan hal itu terhadap murid yg diharapkan kebahagiaannya. Itu semua dipahami dari wasiat Rosulullah SAW bersabda bahwa manusia mengikuti engkau sekalian dan banyak orang mendatangiku dari semua penjuru untk mempelajari agama kita mereka mendatangiku maka titiplah pesan kepada mereka untk senantiasa berbuat baik. Semoga bermanfaat Akhlaq Guru Terhadap Santri
Terjemah Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’alim keseluruhannya meliputi 8 bab. di blog ni tersimpan menjadi 10 halaman:
1. Kutamaan Ilmu Dan Ulama Serta Keutamaan Proses Belajar Dan Mengajar
2. Bab ll Akhlaq Pelajar (santri) Pada Dirinya Sendiri
3. Akhlaq Seorang Pelajar Terhadap Gurunya
4. Akhlaq Pelajar Terhadap Pelajarannya
5. Akhlaq Ustadz Terhadap Diri Sendiri
6. Akhlaq Ustadz Ketika Mengajar
7. Akhlaq Guru Terhadap Santri
8.Tatakerama Seorang Guru Didalam Pelajaranya
9. Menerangkan Tentang Tatakrama Seorang Guru Bersama Muridnya
10.Tatakrama Seorang Pelajar Dengan Buku-buku Sebagai Alatnya Ilmu
other source : http://imgur.com, http://dailymotion.com, http://al-chikam.blogspot.com
0 Response to "Akhlaq Guru Terhadap Santri - AMAL"
Post a Comment