TERCELANYA MENGIKUTI HAWA NAFSU

jogjacamps.blogspot.com - Sebuah petuah dan nasehat merupakan kewajiban bagi tiap muslim untk menyampaikannya antara satu dgn yg lainnya, suatu bentuk perhatian positif yg dibangun di atas dalil-dalil syar’i bersumber dari Kitabullah dan hadits-hadits Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وذكر فإن الذكرى تنفع المؤمنين

Dan berilah peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang beriman. (Adz Dzariyyat: 55)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الدين النصيحة، قلنا لمن ؟ قال لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم.

Agama ni adlh nasehat, para shahabat berkata: Bagi siapa wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan kaum muslimin secara keseluruhan. (HR. Muslim dari shahabat Abu Ruqayyah Tamim Ad-Dary radhiyallahu ‘anhu)

Dan jg dari shahabat Abu Sa’id Al Khudry radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

لا يمنعن رجلا هيبة الناس أن يقول بحق إذا علمه أو شهده أو سمعه

Tidaklah rasa segan terhadap manusia mencegah seseorang untk mengatakan suatu kebenaran jika dia mengetahuinya (atau menyaksikannya, / mendengarkannya). (As Silsilah As Shahihah no. 168)

Maka berikut ni merupakan kumpulan nasehat singkat tentang suatu penyakit yaitu hawa nafsu, sumber dari berbagai kejelekan yg mengantarkan seseorang kepada kesengsaraan di dunia dan di akhirat, sehingga dgn tulisan yg singkat ni penulis berharap bisa mengobati hati-hati yg mulai rapuh karena virus penyakit ini, menyadarkan kembali jiwa-jiwa yg tertidur lelap di atas ranjang kenikmatan yg semu dan membimbingnya ke jalan-jalan keselamatan menuju keridhaan Allah.

Hawa nafsu!!, suatu kata yg sering sekali kita mendengarnya di kehidupan kita. Al Imam Asy Sya’bi rahimahullah berkata: Sesungguhnya kenapa dinamakan hawa nafsu adlh karena dia menyeret seorang hamba ke dlm an nar

Banyak sekali celaan dan hinaan bagi para pengikut, penghamba, pengekor hawa nafsu, shahabat yg mulia Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: Tidaklah Allah menyebutkan kata hawa di berbagai tempat di dlm Al Qur’an kecuali mencelanya!!!

Berkata Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah: Yang dikenal di dlm penggunaan kata hawa ketika dimutlakkan adlh kecondongan kepada segala sesuatu yg menyelisihi kebenaran, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

ولا تتبع الهوى فيضلك عن سبيل الله

Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. (Shaad: 26)

وأما من خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى

Dan adapun orang-orang yg takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. (An Naazi’at: 40)

Al Imam Abu Bakr ‘Amr Ibn Abi Ashim Adh Dhahhak bin Makhlad Asy Syaibani rahimahullah di dlm kitab Sunnahnya membuat sebuah bab Penyebutan hawa yg tercela kita berlindung kepada Allah darinya dan segala sesuatu yg mengundang kemurkaan-Nya, di dlm bab tersebut terdapat sebuah hadits Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam yg diriwayatkan oleh shahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

ÙŠَÙƒُونُ Ø£َÙ‚ْÙˆَامٌ تَتَجَارَÙ‰ بِÙ‡ِÙ…ْ تِÙ„ْÙƒَ الْØ£َÙ‡ْÙˆَاءُ ÙƒَÙ…َا ÙŠَتَجَارَÙ‰ الْÙƒَÙ„ْبُ بِصَاحِبِÙ‡ِ فَلاَ ÙŠَبْÙ‚َÙ‰ Ù…ِÙ†ْÙ‡ُ Ù…َفْصَÙ„ٌ Ø¥ِلاَّ دَØ®َÙ„َÙ‡ُ

Akan ada banyak kaum yg hawa nafsu mengalahkan diri-diri mereka, sebagaimana virus penyakit yg menjangkiti anjing sehingga tak tersisa dari bagian tubuh (persendian) tersebut kecuali telah dimasuki oleh virus tersebut. (Kitabus Sunnah no.1, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani)

Maka sungguh akibat yg dihasilkan oleh hawa nafsu sangat merugikan di dunia dan di akhirat, di dunia dia terhalang dari kebenaran sebagaimana yg telah dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu: Dua perkara yg aku takutkan akan menimpa kalian panjang angan-angan dan mengikuti hawa nafsu, karena sesungguhnya panjang angan-angan melupakan kita dari akhirat adapun mengikuti hawa nafsu menghalangi seseorang dari kebenaran.

Bahkan dengannya bisa menyeret seseorang ke dlm an-nar sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam tentang seorang hakim (pengambil keputusan) ketika di dlm menjalankan tugas dan mengambil keputusan dia dikalahkan oleh hawa nafsunya, Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

القُضَاةُ Ø«َلاَØ«َØ©ٌ : Ù‚َاضِÙŠَانِ فِÙŠ النَّارِ ÙˆَÙ‚َاضٍ فِÙŠ الْجَÙ†َّØ©ِ Ù‚َاضٍ Ù‚َضَÙ‰ بِالْÙ‡َÙˆَÙ‰ فَÙ‡ُÙˆَ فِÙŠ النَّارِ ÙˆَÙ‚َاضٍ Ù‚َضَÙ‰ بِغَÙŠْرِ عِÙ„ْÙ…ٍ فَÙ‡ُÙˆَ فِÙŠ النَّارِ ÙˆَÙ‚َاضٍ Ù‚َضَÙ‰ بِالْØ­َÙ‚ِّ فَÙ‡ُÙˆَ فِÙŠ الْجَÙ†َّØ©ِ

Hakim (pengambil keputusan) itu ada 3: 2 berada di an nar dan 1 berada di al jannah, seorang hakim mengambil keputusan dgn menggunakan hawa nafsunya maka dia di an nar, hakim mengambil keputusan tak didasarkan atas ilmu maka dia di an nar, dan hakim mengambil keputusan dgn kebenaran maka dia di al jannah (H.R Abu Dawud dan At-Tirmidzy)

Dari sedikit keterangan di atas sudah menunjukkan tentang bahayanya hawa nafsu, Al Imam Bisyr bin Al-Harits rahimahullah mengatakan: Ketahuilah bahwa seluruh bencana sumbernya adlh hawa nafsu dan obatnya adlh dgn menyelisihinya.

Maka hanyalah dgn senantiasa bertaqarrub kepada Allah Ta’ala merupakan jalan keselamatan dari jeratan hawa nafsu, serta dgn mengikuti perintah Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam, yg diantaranya dgn membimbing umatnya untk berdo’a agar terhindar dari jeleknya hawa nafsu:

اللهم جنبني منكرات الأخلاق والأهواء والأدواء

Ya Allah jauhkanlah hamba-Mu dari jeleknya akhlak, hawa nafsu, dan penyakit. (H.R Ashabus Sunan, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al Albani)

Wallahu Ta’ala A’lam.

0 Response to "TERCELANYA MENGIKUTI HAWA NAFSU"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *