jogjacamps.blogspot.com - Abdullah Kafa Bihi
Assalamu Alaikum Wr. Wb. saya pernah dengar di Bulan Syawal disunnahkan Berpuasa 6 hari bahkan Pahalanya sama dgn puasa 1 tahun, Pertanyaan:
1. Bila mengerjakan puasa 6 hari di bulan Syawal tak berurutan (1 hari puasa 1 hari tak puasa begitu seterusnya sampai berpuasa 6 hari), apakah tetap medapatkan keutamaan puasa 1 tahun...?Mohon jawaban dan refrensinya....! Trm kash atas jawabannya.
- Ibnu Hasyim Alwi Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dgn (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim).
Dalil ni yg dibuat pijakan kuat madzhab syafi’i, Ahmad Bin hanbal dan Abu Daud tentang kesunahan menjalankan puasa 6 hari dibulan syawal. Dari kalangan Ulama' syafi’iyah menilai yg lebih utama menjalaninya berurutan secara terus- menerus (mulai hari kedua syawal) tapi andaikan dilakukan dgn dipisah- pisah / dilakukan diakhir bulan syawal pun jg masih mendapatkan keutamaan sebagaimana hadits diatas. Referensi ; Syarh Nawaawi ‘ala Muslim : VIII/56. - Muqit Ismunoer Wa Alaikum Salam.....
Puasa 6 hari di bulan Syawal sah dilakukan baik secara berturut-turut / tidak. Hanya saja para ulama berbeda pendapat mana yg lebih utama.
Sebagian ulama mengutamakan dilakukan segera setelah hari raya. Ada pula yg mengutamakan berturut-turut dibanding terpisah, ada pula yg menganggap kedua cara sama saja.
Imam At Tirmidzi Rahimahullah menceritakan:
ﻭَﺍﺧْﺘَﺎﺭَ ﺍﺑْﻦُ ﺍﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻙِ ﺃَﻥْ ﺗَﻜُﻮﻥَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﻓِﻲ ﺃَﻭَّﻝِ ﺍﻟﺸَّﻬْﺮِ ﻭَﻗَﺪْ ﺭُﻭِﻱَ ﻋَﻦْ ﺍﺑْﻦِ ﺍﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻙِ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥْ ﺻَﺎﻡَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﻣِﻦْ ﺷَﻮَّﺍﻝٍ ﻣُﺘَﻔَﺮِّﻗًﺎ ﻓَﻬُﻮَ ﺟَﺎﺋِﺰٌ
Imam Ibnul Mubarak memilih berpuasa enam hari itu di awal bulan. Diriwayatkan dari Ibnul Mubarak bahwa dia berkata: Berpuasa enam hari bulan Syawal secara terpisah- pisah boleh saja. (Lihat Sunan At Tirmidzi komentar hadits No. 759)
Tertulis dlm Al Mausu’ah:
ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻔَﺮِّﻕِ ﺍﻟْﺤَﻨَﺎﺑِﻠَﺔُ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﺘَّﺘَﺎﺑُﻊِ ﻭَﺍﻟﺘَّﻔْﺮِﻳﻖِ ﻓِﻲ ﺍﻷَْﻓْﻀَﻠِﻴَّﺔِ .ﻭَﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟْﺤَﻨَﻔِﻴَّﺔِ ﺗُﺴْﺘَﺤَﺐُّ ﺍﻟﺴِّﺘَّﺔُ ﻣُﺘَﻔَﺮِّﻗَﺔً ، ﻛُﻞ ﺃُﺳْﺒُﻮﻉٍ ﻳَﻮْﻣَﺎﻥِ .
Kalangan Hanabilah tak membedakan antara berturut-turut / terpisah dlm hal keutamannya. Menurut Hanafiyah disunahkan enam hari itu secara terpisah-pisah, tiap pekan dua hari. (Al Mausu’ah, 28/93)
Imam An Nawawi mengatakan:
ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﺍﻷﻓﻀﻞ ﺃﻥ ﺗﺼﺎﻡ ﺍﻟﺴﺘﺔ ﻣﺘﻮﺍﻟﻴﺔ ﻋﻘﺐ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻔﻄﺮ ﻓﺎﻥ ﻓﺮﻗﻬﺎ ﺃﻭ ﺃﺧﺮﻫﺎ ﻋﻦ ﺃﻭﺍﺋﻞ ﺷﻮﺍﻝ ﺇﻟﻰ ﺍﻭﺍﺧﺮﻩ ﺣﺼﻠﺖ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﻤﺘﺎﺑﻌﺔ ﻷﻧﻪ ﻳﺼﺪﻕ ﺃﻧﻪ ﺃﺗﺒﻌﻪ ﺳﺘﺎ ﻣﻦ ﺷﻮﺍﻝ
Berkata sahabat-sahabat kami (syafi’iyah), yg lebih utama adlh berpuasa enam hari secara beruntun setelah hari raya, seandainya dipisah / diakhirkan dari awal-awal Syawal sampai akhir-akhirnya tetap mendapatkan keutamaan mengikuti sebab dia telah membenarkan (sesuai) dgn mengikuti puasa enam hari pd bulan Syawal. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 8/56)
Syaikh ‘Athiyah Shaqr Rahimahullah mengatakan:
ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻟﻤﻦ ﻳﺼﻮﻣﻬﺎ ﻓﻰ ﺷﻮﺍﻝ ، ﺳﻮﺍﺀ ﺃﻛﺎﻥ ﺍﻟﺼﻴﺎﻡ ﻓﻰ ﺃﻭﻟﻪ ﺃﻡ ﻓﻰ ﻭﺳﻄﻪ ﺃﻡ ﻓﻰ ﺁﺧﺮﻩ ، ﻭﺳﻮﺍﺀ ﺃﻛﺎﻧﺖ ﺍﻷﻳﺎﻡ ﻣﺘﺼﻠﺔ ﺃﻡ ﻣﺘﻔﺮﻗﺔ ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻷﻓﻀﻞ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺃﻭﻝ ﺍﻟﺸﻬﺮ ﻭﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﺘﺼﻠﺔ . ﻭﻫﻰ ﺗﻔﻮﺕ ﺑﻔﻮﺍﺕ ﺷﻮﺍﻝ .
Keutamaan ni adlh bagi yg berpuasanya di bulan Syawal, sama saja apakah diawalnya, di tengah, / di akhirnya, dan sama pula apakah dgn hari yg berturut / dipisah-pisah. Hanya saja lebih utama di awal bulan dan secara bersambung. Anjurannya berakhir seiring selesainya bulan Syawal. (Fatawa Darul Ifta Al Mishriyah, 9/261)
Demikianlah, sangat beragam ulama kita menjelaskan kapan waktu afdhalnya. Jelasnya adlh semua waktu dan cara itu sah selama dilakukan dlm lingkup bulan Syawal. Kita bisa melakukannya di awal, pertengahan, / di akhir, yg penting berjumlah enam hari.
Pilihlah waktu yg paling mudah dan lapang bagi kita untk melakukannya, sebab tiap manusia punya kemampuan dan kelapangan yg tak sama. Dan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adlh teladan kita, bahwa Beliau akan memilih yg paling mudah jika dihadapkan dua pilihan, selama tak mengandung dosa.
Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, katanya:
ﻣَﺎ ﺧُﻴِّﺮَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻣْﺮَﻳْﻦِ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﺧَﺬَ ﺃَﻳْﺴَﺮَﻫُﻤَﺎ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﺇِﺛْﻤًﺎ
Sesungguhnya tidaklah Rasulullah dihadapkan dua perkara, melainkan dia akan memilih yg lebih ringan, selama tak berdosa. (HR. Bukhari No. 3560, Muslim No. 2327)
other source : http://slideshare.net, http://docstoc.com, http://ilmu-syariat-mdm.blogspot.com
0 Response to "Puasa 6 Hari Bulan Syawal Tidak Berurutan?"
Post a Comment