Penyebab terjadinya kenaikan suhu panas di Jakarta dan kota-kota besar. Akhir-akhir ni pemberitaan di berbagai media massa menyebutkan mengenai terjadinya kenaikan suhu di Jakarta, Bekasi dan beberapa kota besar di wilayah Indonesia. Kenaikan suhu tersebut bahkan cukup signifikan. Berdasarkan hasil survey Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu di Jakarta dan kota Bekasi bahkan hampir menyentuh angka 40 derajat celcius, tepatnya di angka 38-39 derajat celcius (Sabtu, 10 Oktober 2014). Padahal suhu normal Jakarta biasanya hanya berkisar antara 24 hingga 33 derajat celcius.
Panas yg menusuk kulit itu memang sebelumnya telah diprediksi BMKG akan terus meningkat. Data tersebut diambil berdasarkan tren kenaikan suhu di Jakarta yg terus mengalami kenaikan secara bertahap selama beberapa hari belakangan. Sebelum mencapai angka 39 derajat, suhu di Jakarta sebelumnya berkisar antara 35-37 derajat celcius.
Beberapa teori menyebutkan jika faktor penyebab suhu panas di Jakarta diakibatkan oleh beberapa hal, salah satu diantaranya adlh karena efek rumah kaca. Efek rumah kaca adlh naiknya level CO2 yg terkonsentrasi di atmosfer bersama dgn gas-gas lainnya. Pembakaran bahan bakar organik yg dihasilkan oleh jutaan kendaraan yg beroperasi di Jakarta merupakan salah satu penyebab mengapa pemanasan global saat ni semakin parah dari waktu ke waktu.
Efek rumah kaca menyebabkan dipantulkannya kembali energi yg telah diserap melalui permukaan bumi dan awan. Selain memberikan efek suhu panas, kepadatan kadar karbon yg dihasilkan oleh emisi gas karbon dioksida (CO2) jg menyebabkan langit di Jakarta menjadi "kotor" dan berwarna kelabu saat malam. Itu pula yg menjadi alasan mengapa hanya sedikit cahaya bintang yg bisa menembus atmosfer sehingga bisa terlihat di langit Jakarta saat malam hari.
Jakarta sebagai kota metropolitan dgn pembangunan yg pesat mau tak mau menyebabkan terus berkurangnya ruang terbuka hijau yg mampu menyerap polutan. Dengan berkurangnya pohon dan taman sebagai paru-paru kota, maka terjadilah sebuah fenomena yg bernama urban heat island. Urban heat island ni diakibatkan oleh adanya aktivitas manusia yg meliputi pembangunan penyebab berkurangnya lahan hijau, emisi gas kendaraan bermotor dan faktor-faktor lain yg membuat suhu di wilayah perkotaan mengalami kenaikan secara drastis.
Perubahan lahan yg tadinya merupakan lahan hijau penyerap panas tergantikan oleh bangunan-bangunan pencakar langit yg memantulkan kembali panas matahari. Akibatnya udara pun menjadi panas.
Guna menyikapi fenomena ni tentu saja diperlukan kesadaran serta peran aktif masyarakat untk terus menjaga lingkungan serta merubah gaya hidup yg lebih ramah lingkungan (go green), karena jika tidak, maka kenaikan suhu di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia tak terhindarkan dan hanya tinggal menunggu waktu saja.
Panas yg menusuk kulit itu memang sebelumnya telah diprediksi BMKG akan terus meningkat. Data tersebut diambil berdasarkan tren kenaikan suhu di Jakarta yg terus mengalami kenaikan secara bertahap selama beberapa hari belakangan. Sebelum mencapai angka 39 derajat, suhu di Jakarta sebelumnya berkisar antara 35-37 derajat celcius.
Beberapa teori menyebutkan jika faktor penyebab suhu panas di Jakarta diakibatkan oleh beberapa hal, salah satu diantaranya adlh karena efek rumah kaca. Efek rumah kaca adlh naiknya level CO2 yg terkonsentrasi di atmosfer bersama dgn gas-gas lainnya. Pembakaran bahan bakar organik yg dihasilkan oleh jutaan kendaraan yg beroperasi di Jakarta merupakan salah satu penyebab mengapa pemanasan global saat ni semakin parah dari waktu ke waktu.
Efek rumah kaca menyebabkan dipantulkannya kembali energi yg telah diserap melalui permukaan bumi dan awan. Selain memberikan efek suhu panas, kepadatan kadar karbon yg dihasilkan oleh emisi gas karbon dioksida (CO2) jg menyebabkan langit di Jakarta menjadi "kotor" dan berwarna kelabu saat malam. Itu pula yg menjadi alasan mengapa hanya sedikit cahaya bintang yg bisa menembus atmosfer sehingga bisa terlihat di langit Jakarta saat malam hari.
Jakarta sebagai kota metropolitan dgn pembangunan yg pesat mau tak mau menyebabkan terus berkurangnya ruang terbuka hijau yg mampu menyerap polutan. Dengan berkurangnya pohon dan taman sebagai paru-paru kota, maka terjadilah sebuah fenomena yg bernama urban heat island. Urban heat island ni diakibatkan oleh adanya aktivitas manusia yg meliputi pembangunan penyebab berkurangnya lahan hijau, emisi gas kendaraan bermotor dan faktor-faktor lain yg membuat suhu di wilayah perkotaan mengalami kenaikan secara drastis.
Perubahan lahan yg tadinya merupakan lahan hijau penyerap panas tergantikan oleh bangunan-bangunan pencakar langit yg memantulkan kembali panas matahari. Akibatnya udara pun menjadi panas.
Guna menyikapi fenomena ni tentu saja diperlukan kesadaran serta peran aktif masyarakat untk terus menjaga lingkungan serta merubah gaya hidup yg lebih ramah lingkungan (go green), karena jika tidak, maka kenaikan suhu di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia tak terhindarkan dan hanya tinggal menunggu waktu saja.
Image: Penyebab efek rumah kaca |
source : http://www.berjibaku.com, http://liputan6.com, http://pinterest.com
0 Response to "[Agama] Penyebab terjadinya kenaikan suhu panas di Jakarta dan kota-kota besar"
Post a Comment