Tak hanya di indonesia hal hal yg berbau misteri ramai di perbincangkan. Bahkan raksasa teknologi dan sains sekelas microsoft jg memiliki beberapa rumor misterius tentang gedung mereka. Tata letak bangunan dan suasananya memang menyerupai sebuah universitas besar.
Kampus yg terletak di Redmond, Negara Bagian Washington, Amerika Serikat, ni terdiri dari banyak gedung dan beberapa area diselingi taman, lapangan rumput dan bahkan sebuah kawasan lindung.
Seperti wajarnya sebuah kampus, terdapat fasilitas yg mendukung kegiatan sehari-hari. Mulai dari lapangan sepakbola, kantin hingga klinik kesehatan. Beberapa kantin memiliki restoran yg memang didatangkan dari luar Microsoft, beberapa dikelola secara terpadu.
Seperti yg diberitakan Wartawan Nextren.com, berkesempatan mengunjungi kampus kantor pusat Microsoft beberapa waktu lalu bersama beberapa jurnalis dari negara lain. Berikut adlh beberapa hal menarik yg didapati di sana:
1. Misteri Gedung Nomor Tujuh
Setiap gedung di Microsoft memiliki nomor. Mulai dari gedung pertama, Building 1, hingga gedung 99, misalnya. Tapi anehnya, tak ada gedung No 7 di sana.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Papan penunjuk arah yg menampilkan peta Kampus Microsoft di Redmond, bisa dilihat bahwa tak ada arah menuju Building 7.
Rebecca Duffy, Global Program Manager Microsoft, mengatakan banyak orang yg bertanya kenapa tak ada gedung nomor tujuh di kampus Redmond. Berbagai spekulasi pun muncul, mulai dari "tahayul" seputar angka tujuh sebagai angka sial/keberuntungan dan tak adanya gedung nomor tujuh merupakan syarat untk mendapatkan sukses.
Ada jg yg menyebutkan, Building 7 sebenarnya ada tapi dirahasiakan sehingga tak muncul di peta. Bak legenda Area 51, Building 7 pun dirumorkan sebagai tempat berbagai produk rahasia Microsoft dikembangkan.
Lalu, apa kenyataannya? Menurut Duffy, hal itu semata-semata sebuah kesalahan manusiawi. Ya, Building 7 memang tak pernah ada karena kesalahan penomoran yg dilakukan kontraktor Microsoft bertahun-tahun lalu.
"Jadi mereka awalnya membuat gedung 1-6, yg memiliki bentuk X yg serupa. Lalu, selama beberapa tahun tak ada pembangunan gedung baru. Pada saat mereka (kontraktor-red) melanjutkan untk membangun gedung berikutnya, mereka agaknya lupa dan langsung menomori gedung yg baru dari angka 8 dan seterusnya," ujar Duffy.
Pada saat kesalahan itu diketahui, agaknya sudah terlambat dan penomoran gedung sudah terlanjur rampung. Kini, tak adanya Building 7 jadi semacam "legenda" untk menghibur tamu Microsoft.
2. Legenda Danau Bill (Gates)
Dalam kunjungan ke kampus Redmond, rombongan jurnalis tak hanya digiring dari gedung ke gedung tapi jg melintasi beberapa taman yg ada di antaranya. Salah satunya adlh sebuah area dekat Building 1 alias gedung pertama Microsoft.
Di sana, ada sebuah wilayah yg agak tertutup, dikelilingi pepohonan, dgn sebuah kolam yg kurang lebih sepanjang kolam renang ukuran olimpik. Tapi bentuknya tak seperti kolam renang yg kotak, melainkan memiliki lekuk-lekuk di tepinya dan sebuah air terjun buatan berukuran kecil di salah satu sisinya.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Wilayah di sekitar Lake Bill biasa digunakan untk pesta, terutama di masa-masa awal Microsoft.
Kolam itu, kata Duffy, dijuluki "Lake Bill" alias Danau Bill. Kata Bill itu tentu saja merujuk pd Bill Gates, sang pendiri Microsoft.
Di sisi kolam terdapat meja kayu, serta sebuah wilayah lapangan rumput yg tak seberapa besar. "Area ni biasanya digunakan untk pesta karyawan, terutama di masa-masa awal Microsoft. Kami bisa mengadakan pesta barbekyu untk momen istimewa, misalnya setelah peluncuran produk," kata Duffy.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Lake Bill, sebuah kolam yg konon kerap digunakan oleh pimpinan tim yg akan berenang melintasinya jika tim tersebut berhasil memenuhi tenggat waktu / terget terentu.
Hal yg menarik adalah, dlm pesta pasca-rampungnya sebuah produk itu, kadang akan ada orang yg berenang melintasi Danau Bill. Legendanya adalah, pimpinan tim untk produk tertentu akan bertaruh melintasi danau itu bila timnya bisa mencapai target tertentu, umumnya target tenggat waktu. Konon, di masa awal Microsoft, bahkan Bill Gates pun pernah melintasi danau itu.
"Karena pimpinan tim, akan mendorong timnya untk kerja keras memenuhi tenggat mereka. Janji untk berenang menyeberangi danau pun jadi semacam motivasi bagi anggota tim, yg ingin melihat bos mereka melakukan itu," kata Duffy.
Tentunya tradisi itu sekarang sudah semakin jarang dilakukan. Salah satunya karena Microsoft bukan lagi semata-mata perusahaan software tradisional yg selalu meluncurkan produk dlm kemasan.
Meski demikian, Legenda Danau Bill tetap ada dan jadi salah satu "cerita rakyat" yg menarik bagi karyawan Microsoft.
3. Walk of Fame
Di Hollywood, ada sebuah jalan yg menampilkan nama-nama para bintang film di trotoarnya. Turis kerap kali menghabiskan waktunya mencari nama bintang kesukaannya dan memotretnya sebagai kenang-kenangan.
Di Kampus Redmond, jg terdapat "Walk of Fame" semacam itu. Tapi yg ditampilkan adlh nama-nama produk Microsoft yg pernah dirilis.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Di taman ni Microsoft memasang plakat produk-produk mereka yg pernah diluncurkan. Walk of Fame yg segera menjadi
Bagi mereka yg menggunakan komputer sejak tahun 1980-an, jalan-jalan di Walk Of Fame itu bisa menjadi semacam "jalan kenangan", mengingat kekaguman (atau kekesalan) di masa-masa awal menggunakan komputer.
Produk-produk klasik seperti Encarta, Microsoft Word 6 / Microsoft Windows 95, tercantum di sana. Juga produk-produk Microsoft yg "kurang terkenal", seperti Microsoft Hellbender / Microsoft Bob.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Plakat Microsoft Encarta
Kondisi plakat-plakat itu tampak sudah termakan waktu. Saat ni pun, Duffy menuturkan, sudah tak lagi dilakukan penambahan plakat baru. Bahkan penambahan plakat sudah berhenti sejak beberapa tahun lalu.
Seiring perkembangan peranti lunak yg makin pesat, dan perubahan yg dialami Microsoft, agaknya "Walk of Fame" itu akan menjadi semacam museum untk mengenang masa-masa awal Microsoft dgn mimpi yg boleh dibilang sudah terwujud: menghadirkan satu PC di tiap rumah.
4. Museum Microsoft
Bicara soal museum, di Kampus Redmond memang terdapat satu area yg benar-benar dirancang sebagai sebuah museum. Area bernama Visitor Center itu menampilkan alat peraga yg menceritakan sejarah Microsoft.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Visitor Center di Kantor Pusat Microsoft, Redmond, bagai museum yg menampilkan berbagai produk Microsoft dan peraga sejarah perusahaan itu.
Misalnya, di salah satu sisi ruangan terdapat peragaan berbagai benda klasik dan produk Microsoft yg "mengubah" benda itu. Mesin Tik kuno, contohnya, dilengkapi dgn plakat yg mencantumkan Microsoft Office. Sebuah pengingat bagaimana cara manusia bekerja telah banyak berubah.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Benda-benda klasik yg telah digantikan oleh produk Microsoft, termasuk mesik tik.
Tak jauh dari peragaan itu, terdapat "foto jadul" Microsoft di masa-masa awalnya. Foto itu menampilkan tim awal Microsoft yg mengembangkan peranti lunak pemrograman BASIC di kantor mereka di Albuquerque, Texas, pd 1975.
Area berikutnya dari museum itu lebih banyak menampilkan produk terbaru Microsoft. Jajaran tablet Surface 2, laptop dan tentu saja perangkat berbasis Windows Phone tampil di sana. Kemudian ada jg wilayah khusus yg menampilkan Xbox One.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Tablet Microsoft Surface dipamerkan di ruang Visitor Center
Beberapa konsep "masa depan" jg ditampilkan di situ. Mulai dari perangkat wearable hingga layar sentuh berukuran besar resolusi tinggi dgn 100 titik sentuhan bernama Perceptive Pixels.
5. Laboratorium Ilmuwan "Gila"
Lokasi lain yg jg menarik, tapi yg ni tak terbuka untk umum, adlh laboratorium yg digunakan Microsoft untk pengembangan hal-hal "di luar kotak" alias "out of the box". Salah satunya yg bernama Edison Lab.
Edison Lab dikepalai Stevie Batiche, pria berambut panjang yg tampak selalu antusias menjelaskan alat-alat "ajaib" yg ada di lab itu. Dalam kunjungan ini, Batiche menjelaskan berbagai eksperimen layar yg dilakukan Microsoft.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Laboratorium Edison digunakan sebagai salah satu tempat berbagai eksperimen di Microsoft.
Misalnya, ada sebuah layar yg jika dilihat oleh dua orang yg berbeda akan menampilkan gambar yg berbeda, meskipun mereka menatap layar yg sama. Salah satu skenario yg ditampilkan adlh bermain game First Person Shooter tanpa split screen.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Edison Lab jg dipakai untk penelitian layar komputer
Selain itu, ada sebuah layar 3D yg tak membutuhkan kacamata, hologram yg mampu dilihat dari berbagai sudut, layar transparan yg memungkinkan pengguna memanipulasi obyek di layar dgn meletakkan tangan di belakang layar dan banyak lagi.
Batiche mengatakan, tak semua yg mereka kerjakan di lab itu ditampilkan pd rombongan jurnalis yg datang. Beberapa proyek masih "dirahasiakan".
6. Cybercrime Center
Microsoft jg memiliki sebuah fasilitas khusus penanganan kejahatan cyber yg menarik. Secara visual, fasilitas tersebut mirip dgn laboratorium di serial CSI, dgn dinding-dinding kaca dan layar-layar besar.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Cybercrime Center, tempat Microsoft memantau dan menganalisa berbagai kegiatan ilegal di internet.
Tentunya yg disaksikan rombongan adlh area terbuka tempat pengunjung. Tapi fasilitas itu sebenarnya digunakan jg oleh penegak hukum dari berbagai wilayah yg bekerjasama dgn Microsoft untk menangani kasus kejahatan cyber tertentu.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Para peneliti di Cybercrime Center Microsoft jg memantau dan menganalisa berbagai program jahat, termasuk malware, botnet, hingga pembajakan peranti lunak. Sayangnya, ruang kerja peneliti cybercrime tak boleh diabadikan.
Salah satu kasus yg ternama adlh penanganan jaringan bot (botnet) Citadel maupun Conficker. Di fasilitas itu Microsoft jg memantau pembajakan peranti lunak mereka di seluruh dunia.
7. Envisioning Center
Sebagai lokasi pamungkas dlm kunjungan ke kampus Redmond adlh sebuah area khusus yg dinamai Envisioning Center. Area ni dirancang bagi para eksekutif klien Microsoft, maupun pejabat negara / pesohor yg berkunjung ke Microsoft.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Wicak Hidayat/Kompas.com
Di Envisioning Center, konsep masa depan diperagakan dgn gaya teatrikal.
Area ni menampilkan konsep masa depan 3-10 tahun yg akan datang. Dirancang dlm bentuk ruangan-ruangan, Envisioning Center jadi alat untk bercerita bagaimana teknologi akan digunakan di masa depan, baik saat bekerja ataupun di rumah.
Wicak Hidayat/Kompas.com
Konsep teknologi masa depan di Envisioning Center.
Konsep-konsep yg ditampilkan dirancang untk membuat kagum, tapi tetap dgn teknologi yg "bisa dipercaya". Maka jangan berharap ada hal-hal seperti mesin waktu / "pintu ke mana saja" di sini.
Peragaan ditampilkan secara teatrikal, biasanya dgn seorang pemandu yg mengambil peran tertentu bagaikan aktor di panggung drama. Pengunjung akan dibawa melihat bagaimana seseorang di masa depan, misalnya, melakukan rapat kerja dgn menghadapi layar berukuran besar dan "asisten pribadi" berupa kecerdasan buatan.
sumber http://nextren.com/read/2015/05/29/212800431/Misteri.Gedung.Nomor.7.Kantor.Pusat.Microsoft
Sunday, 2 August 2015
Cantik
0 Response to "[Cantik] Misteri Gedung Microsoft, dari Hal Unik sampai Legenda"
Post a Comment