SEBAB MENDAPATKAN ADZAB KUBUR

jogjacamps.blogspot.com - Penulis : Al-Ustadz Abul Abbas Muhammad Ihsan

SEBAB MENDAPATKAN ADZAB KUBUR


Banyak sekali hal-hal yg menyebabkan seseorang mendapatkan adzab kubur. Sampai-sampai Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu dlm kitabnya Ar-Ruh menyatakan: Secara global, mereka diadzab karena kejahilan mereka tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, tak melaksanakan perintah-Nya, dan karena perbuatan mereka melanggar larangan-Nya. Maka, Allah Subhanahu wa Ta’ala tak akan mengadzab ruh yg mengenal-Nya, mencintai-Nya, melaksanakan perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya. Demikian juga, Allah Subhanahu wa Ta’ala tak akan mengadzab satu badan pun yg ruh tersebut memiliki ma’rifatullah (pengenalan terhadap Allah) selama-lamanya. Sesungguhnya adzab kubur dan adzab akhirat adlh akibat kemarahan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kemurkaan-Nya terhadap hamba-Nya. Maka barangsiapa yg menjadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala marah dan murka di dunia ini, lalu dia tak bertaubat dan mati dlm keadaan demikian, niscaya dia akan mendapatkan adzab di alam barzakh sesuai dgn kemarahan dan kemurkaan-Nya. (Ar-Ruh hal. 115)
Di antara sebab-sebab adzab kubur secara terperinci adlh sebagai berikut:
1. Kekafiran dan kesyirikan.
Sebagaimana adzab yg menimpa Fir’aun dan bala tentaranya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَÙˆَÙ‚َاهُ اللهُ سَÙŠِّئَاتِ Ù…َا Ù…َÙƒَرُوا ÙˆَØ­َاقَ بِآلِ فِرْعَÙˆْÙ†َ سُوءُ الْعَØ°َابِ. النَّارُ ÙŠُعْرَضُونَ عَÙ„َÙŠْÙ‡َا غُدُÙˆًّا ÙˆَعَØ´ِÙŠًّا ÙˆَÙŠَÙˆْÙ…َ تَÙ‚ُومُ السَّاعَØ©ُ Ø£َدْØ®ِÙ„ُوا Ø¡َالَ فِرْعَÙˆْÙ†َ Ø£َØ´َدَّ الْعَØ°َابِ
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yg amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pd pagi dan petang, dan pd hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dlm adzab yg sangat keras’. (Ghafir: 45-46)

2. Kemunafikan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ÙˆَÙ…ِÙ…َّÙ†ْ Ø­َÙˆْÙ„َÙƒُÙ…ْ Ù…ِÙ†َ الْØ£َعْرَابِ Ù…ُÙ†َافِÙ‚ُونَ ÙˆَÙ…ِÙ†ْ Ø£َÙ‡ْÙ„ِ الْÙ…َدِينَØ©ِ Ù…َرَدُوا عَÙ„َÙ‰ النِّفَاقِ Ù„َا تَعْÙ„َÙ…ُÙ‡ُÙ…ْ Ù†َØ­ْÙ†ُ Ù†َعْÙ„َÙ…ُÙ‡ُÙ…ْ سَÙ†ُعَØ°ِّبُÙ‡ُÙ…ْ Ù…َرَّتَÙŠْÙ†ِ Ø«ُÙ…َّ ÙŠُرَدُّونَ Ø¥ِÙ„َÙ‰ عَØ°َابٍ عَظِيمٍ
Di antara orang-orang Arab Badui yg di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dlm kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yg mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yg besar. (At-Taubah: 101)

3. Tidak menjaga diri dari air kencing dan mengadu domba
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Ù…َرَّ النَّبِÙŠُّ n بِÙ‚َبْرَينِ فَÙ‚َالَ: Ø¥ِÙ†َّÙ‡ُÙ…َا Ù„َÙŠُعَØ°َّبَانِ ÙˆَÙ…َا ÙŠُعَØ°َّبَانِ فِÙŠ Ùƒَبِيرٍ، Ø£َÙ…َّا Ø£َØ­َدُÙ‡ُÙ…َا فَÙƒَانَ لاَ ÙŠَسْتَتِرُ Ù…ِÙ†َ الْبَÙˆْÙ„ِ ÙˆَØ£َÙ…َّا الْآخَرُ فَÙƒَانَ ÙŠَÙ…ْØ´ِÙŠ بِالنَّÙ…ِيمَØ©ِ. فَØ£َØ®َØ°َ جَرِيدَØ©ً رَØ·ْبَØ©ً فَØ´َÙ‚َّÙ‡َا Ù†ِصْفَÙŠْÙ†ِ فَغَرَزَ فِÙŠ ÙƒُÙ„ِّ Ù‚َبْرٍ ÙˆَاحِدَØ©ً. فَÙ‚َالُوا: ÙŠَا رَسُولَ اللهِ، Ù„ِÙ…َا فَعَÙ„ْتَ Ù‡َØ°َا؟ Ù‚َالَ: Ù„َعَÙ„َّÙ‡ُ ÙŠُØ®َفَّفُ عَÙ†ْÙ‡ُÙ…َا Ù…َا Ù„َÙ…ْ ÙŠَÙŠْبَسَا
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya keduanya sedang diadzab, dan tidaklah keduanya diadzab disebabkan suatu perkara yg besar (menurut kalian). Salah satunya tak menjaga diri dari percikan air kencing, sedangkan yg lain suka mengadu domba antara manusia. Beliau lalu mengambil sebuah pelepah kurma yg masih basah, kemudian beliau belah menjadi dua bagian dan beliau tancapkan satu bagian pd masing-masing kuburan. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan hal ini? Beliau menjawab: Mudah-mudahan diringankan adzab tersebut dari keduanya selama pelepah kurma itu belum kering. (Muttafaqun ‘alaih dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma)

4. Ghibah
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Ù„َÙ…َّا عَرَجَ بِÙŠ رَبِّÙŠ عَزَّ ÙˆَجَÙ„َّ Ù…َرَرْتُ بِÙ‚َÙˆْÙ…ٍ Ù„َÙ‡ُÙ…ْ Ø£َظْفَارٌ Ù…ِÙ†ْ Ù†ُØ­َاسٍ ÙŠَØ®ْÙ…ُØ´ُونَ ÙˆُجُوهَÙ‡ُÙ…ْ ÙˆَصُدُورَÙ‡ُÙ…ْ، فَÙ‚ُÙ„ْتُ: Ù…َÙ†ْ Ù‡َؤُÙ„َاءِ ÙŠَا جِبْرِيلُ؟ Ù‚َالَ: Ù‡َؤُÙ„َاءِ الَّØ°ِينَ ÙŠَØ£ْÙƒُÙ„ُونَ Ù„ُØ­ُومَ النَّاسِ ÙˆَÙŠَÙ‚َعُونَ فِÙŠ Ø£َعْرَاضِÙ‡ِÙ…ْ
Tatkala Rabbku memi’rajkanku (menaikkan ke langit), aku melewati beberapa kaum yg memiliki kuku dari tembaga, dlm keadaan mereka mencabik-cabik wajah dan dada mereka dgn kukunya. Maka aku bertanya: ‘Siapakah mereka ni wahai Jibril?’ Dia menjawab: ‘Mereka adlh orang-orang yg memakan daging (suka mengghibah) dan menjatuhkan kehormatan manusia’. (HR. Ahmad, dishahihkan Al-Albani rahimahullahu dlm Ash-Shahihah no. 533. Hadits ni jg dicantumkan dlm Ash-Shahihul Musnad karya Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu)
Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullahu menyatakan: Sebagian ulama menyebutkan rahasia dikhususkannya (penyebab adzab kubur) air kencing, namimah (adu domba), dan ghibah (menggunjing). Rahasianya adlh bahwa alam kubur itu adlh tahap awal alam akhirat. Di dalamnya terdapat beberapa contoh yg akan terjadi pd hari kiamat, seperti siksaan ataupun balasan yg baik. Sedangkan perbuatan maksiat yg akan disiksa karenanya ada dua macam: terkait dgn hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan terkait dgn hak hamba. Hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala yg pertama kali akan diselesaikan pd hari kiamat adlh shalat, sedangkan yg terkait dgn hak-hak hamba adlh darah.
Adapun di alam barzakh, yg akan diputuskan adlh pintu-pintu dari kedua hak ni dan perantaranya. Maka, syarat sahnya shalat adlh bersuci dari hadats dan najis. Sedangkan pintu tumpahnya darah adlh namimah (adu domba) dan menjatuhkan kehormatan orang lain. Keduanya adlh dua jenis perkara menyakitkan yg paling ringan, maka diawali di alam barzakh dgn evaluasi serta siksaan karena keduanya. (Ahwalul Qubur hal. 89)

5. Niyahah (meratapi jenazah)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
Ø¥ِÙ†َّ الْÙ…َÙŠِّتَ ÙŠُعَØ°َّبُ بِبُÙƒَاءِ Ø£َÙ‡ْÙ„ِÙ‡ِ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ
Sesungguhnya mayit itu akan diadzab karena ratapan keluarganya. (Muttafaqun ‘alaih)
Dalam riwayat lain dlm Shahih Muslim:
الْÙ…َÙŠِّتُ ÙŠُعَØ°َّبُ فِÙŠ Ù‚َبْرِÙ‡ِ بِÙ…َا Ù†ِيحَ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ
Mayit itu akan diadzab di kuburnya dgn sebab ratapan atasnya.
Jumhur ulama berpendapat, hadits ni dibawa kepada pemahaman bahwa mayit yg ditimpa adzab karena ratapan keluarganya adlh orang yg berwasiat supaya diratapi, / dia tak berwasiat untk tak diratapi padahal dia tahu bahwa kebiasaan mereka adlh meratapi orang mati. Oleh karena itu Abdullah ibnul Mubarak rahimahullahu berkata: Apabila dia telah melarang mereka (keluarganya) meratapi ketika dia hidup, lalu mereka melakukannya setelah kematiannya, maka dia tak akan ditimpa adzab sedikit pun. (Umdatul Qari’, 4/78)
Adzab di sini menurut mereka maknanya adlh hukuman. (Ahkamul Jana’iz, hal. 41)
Selain sebab-sebab di atas, ada beberapa hal lain yg telah disebutkan dlm pembahasan Macam-macam Adzab Kubur.

Apakah Adzab Kubur itu Terus-Menerus?
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu berkata: Jawaban terhadap pertanyaan ini:
1. Adzab kubur bagi orang-orang kafir terjadi terus-menerus dan tak mungkin terputus karena mereka memang berhak menerimanya. Seandainya adzab tersebut terputus / berhenti, maka kesempatan ni menjadi waktu istirahat bagi mereka. Padahal mereka bukanlah orang-orang yg berhak mendapatkan hal itu. Maka, mereka adlh golongan orang-orang yg terus-menerus dlm adzab kubur sampai datangnya hari kiamat, walaupun panjang masanya.
2. Orang-orang beriman yg berbuat maksiat, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengadzab mereka dgn sebab dosa-dosanya. Di antara mereka ada yg diadzab terus-menerus, ada pula yg tidak. Ada yg panjang masanya, ada pula yg tidak, tergantung dosa-dosanya serta ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, 2/123)



sumber : majalah asy-syariah

0 Response to "SEBAB MENDAPATKAN ADZAB KUBUR"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *