Mundur Sejenak

Mundur Sejenakjogjacamps.blogspot.com - Mengalah Bukan Berarti Kalah
Jangan sampai karena masalah harta warisan yg sepele, merusak hubungan persaudaraan.
Mengalah tak berarti kalah. Mundur bukan berarti tak berani bertempur. Ungkapan tersebut barangkali sering membuat kita bimbang. Sebab, kadang ungkapan pengecut segera muncul akibat kita memutuskan mundur sejenak. Padahal, ada kalanya, mundur sebenarnya sedang mempersiapkan langkah terbaik untk maju ke depan. Layaknya anak panah yg ditarik ke belakang, justru siap meluncur dgn cepat menuju sasaran.

Untuk itu, jika menghadapi kebimbangan dlm mengambil sebuah keputusan apakah akan mundur / mengalah mungkin tulisan serta cerita berikut bisa kita jadikan pembelajaran bersama.
Dikisahkan, ada seorang bernama Zhang yg mempunyai dua orang putra yg punya watak berlawanan. Yang pertama adlh Zhang Da yg cenderung tamak, dan Zhang Er yg punya sikap suka mengalah. Zhang Er punya prinsip, yg penting bahagia dan hidup harus mengutamakan perdamaian.
Karena itu, ketika orangtuanya Zhang meninggal dunia dan harta warisan sang ayah lebih banyak didominasi oleh kakaknya, Zhang Da, ia mengalah. Ia hanya berkata, Jangan sampai karena masalah harta warisan yg sepele, merusak hubungan persaudaraan.
Dengan kondisi tersebut, Zhang Da berkembang jadi saudagar kaya. Banyak penduduk desa yg bekerja padanya, meski sebenarnya kurang suka dgn sikapnya. Sedangkan adiknya hanya menjadi orang yg biasa-biasa saja. Namun, karena perangainya yg baik, sang adik disukai oleh banyak orang.
Suatu kali, penduduk desa ingin membangun jalan raya yg menghubungkan desa mereka dgn kota untk mempermudah penjualan barang-barang hasil desa. Namun, agar jalannya tak berkelok, jalan tersebut harus melalui ladang milik Zhang Da. Karena tamak, ia mau memberikan tanah dgn syarat siapa pun yg lewat harus memberikan sebagian besar pendapatannya pd Zhang Da karena dianggap sudah mengurangi hasil ladangnya yg akan diubah jadi jalan.
Penduduk desa tak mau mengikuti syarat tersebut. Beruntung, Zhang Er yg baik hati mau memberikan tanahnya untk dipakai. Warisannya yg tak seberapa, diberikan kepada penduduk desa dgn cuma-cuma. Dan, meski agak sedikit berbelok, hal itu tetap sangat membantu penduduk desa sehingga mereka lebih mudah menjual dagangannya. Jalan itu pun makin ramai. Dan, karena tanah itu milik Zhang Er, ia pun mendirikan sebuah kedai teh di sana.
Lama-lama, saking ramainya jalan, kedai teh Zhang Er pun makin ramai hingga kedainya berkembang dan ia pun akhirnya jadi saudagar kaya. Sebaliknya, sang kakak, Zhang Da, tak ada lagi penduduk yg mau bekerja dengannya. Akibatnya, ladangnya pun berakhir terlantar sehingga makin lama ia menjadi miskin.
Kisah tersebut mengajarkan kepada kita bahwa dlm kehidupan sehari-hari terdapat banyak sekali hal, yg secara sepintas terlihat merugikan, tetapi sebenarnya akan ada hasil yg baik di belakangnya. Memang, acap kali kita harus berkorban. Tak jarang kita harus mengalami banyak kegagalan. Tapi jika kita mampu bersabar, layaknya Zhang Er, apa yg kita investasikan meski terkesan merugi pd awalnya bisa menjadi tumbuhan dgn buah lebat yg bisa kita petik tiap hari.
Mari, hidup dgn bersahaja. Jangan sampai kita mencontoh Zhang Da yg tamak. Meski tampak menguntungkan, jika dilakukan dgn cara-cara yg negatif, suatu kali pasti akan datang balasan. Sebaliknya, mari teladani sikap Zhang Er, yg mengalah, tapi ujungnya banyak mendatangkan berkah.

Layaknya anak panah yg ditarik ke belakang, justru siap meluncur dgn cepat menuju sasaran.


Kisah Motivasi dan Inspirasi Antikha

0 Response to "Mundur Sejenak"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *