[Haji] Mencium Anak-Anak Bisa Mendatangkan Rahmat Allah

jogjacamps.blogspot.com - Sering kita dapati seseorang yg mendidik anaknya dgn cara yg keras, dgn menggunakan pukulan, bahkan tendangan.

Bahkan jika tangannya telah lelah memukul maka iapun menggunakan tongkat / cambuk untk memukul anaknya. Sementara jika bertemu dgn sahabat-sahabatnya jadilah ia orang yg paling lembut dan ramah.

Mencium Anak-Anak Bisa Mendatangkan Rahmat Allah

Memang benar bahwa boleh bagi seorang ayah / ibu untk mendidik anaknya dgn memukul, akan tetapi hal itu keluar dari hukum asal. Karena hukum asal dlm mendidik... bahkan dlm segala hal adlh dgn kelembutan. Kita -sebagai orang tua- tak boleh berpindah kepada metode pemukulan kecuali jika kondisinya mendesak. Itupun tak boleh dgn pemukulan yg semena-mena, semau kita, seperti pukulan yg menimbulkan bekas... terlebih lagi yg mematahkan tulang.

Sering syaitan menghiasi para orang tua dgn menjadikan mereka menyangka bahwa metode kekerasan dlm mendidik anak-anak adlh metode yg terbaik dan praktis serta metode yg singkat dan segera mendatangkan keberhasilan. Karena dgn kekerasan dlm sekejap sang anak menjadi penurut.

Ingatlah ni semua hanyalah was-was syaitan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:

مَا كَانَ الرِّفْقُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا نُزِعَ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ

"Tidaklah kelembutan pd sesuatupun kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatupun kecuali akan memperburuknya"

Memang benar, jika seorang anak disikapi keras maka ia akan nurut dan patuh. akan tetapi hanya sekejap dan sementara.

Kenyataan yg ada menunjukan bahwa jika seorang ayah / ibu yg senantiasa memukuli dan mengerasi anak-anak mereka akan menimbulkan dampak buruk:

- Jadilah kedua orang tua tersebut berhati keras, hilang kelembutan dari mereka, karena mereka telah membiasakan kekerasan dlm hati mereka

- Bahkan anak-anak mereka yg sering mereka pukuli pun menjadi keras, keras dan kasar sikap mereka dan jg keras hati mereka.

- Bahkan tak jarang sang anak yg dikerasi maka semakin menjadi-jadi keburukannya. Terutama jika sang anak merasa aman dari control kedua orang tuannya. Hal ni menunjukan sikak keras terhadap seringnya tak membuahkan keberhasilan dlm mendidik anak-anak

- Kalaupun metode kekerasan berhasil merubah sang anak menjadi seorang anak yg "tidak nakal" maka bagaimanapun akan berbeda hasilnya dgn seorang anak yg dibina dgn kelembutan. Seorang anak yg "tidak nakal" yg merupakan buah metode kekerasan tak akan memiliki kelembutan dlm sikap dan tutur kata serta kelembutan hati yg dimiliki oleh seorang anak yg dididik dgn penuh kelembutan !!

Adapun jika kedua orang tua bersikap lembut kepada anak-anak mereka, dan tak memukul kecuali dlm kondisi terdesak, sehingga tak keseringan...maka akan menimbulkan banyak dampak positif, diantaranya :

- Kedua orang tua tetap bisa menjaga kelembutan hati keduanya

- Kelembutan hati anak-anak mereka jg bisa terjaga, demikian pula akhlak anak-anak mereka menjadi akhlak yg mulia. Karena mereka telah meneladani kedua orang tua mereka yg selalu bersikap lembut dan sayang kepada mereka

- Anak-anak tatkala telah dewasa maka yg mereka selalu kenang adlh kebaikan, kelembutan, ciuman kedua orang tua mereka yg telah bersabar dlm mendidik mereka. Jadilah mereka anak-anak yg berbakti yg selalu ingin membalas budi kebaikan kedua orang tua mereka.

- Kedua orang tua akan mendapatkan rahmat Allah dan ganjaran dari Allah karena sikap lembut mereka kepada anak-anak mereka

Abu Hurairah -semoga Allah meridhoinya- berkata :

قَبَّلَ النَّبِىّ صلى الله عليه وسلم الْحَسَنَ بْنَ عَلِىٍّ ، وَعِنْدَهُ الأقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِىُّ جَالِسًا ، فَقَالَ الأقْرَعُ : إِنَّ لِى عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا ، فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم، ثُمَّ قَالَ : مَنْ لا يَرْحَمُ لا يُرْحَمُ
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mencium Al-Hasan bin 'Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqro' bin Haabis At-Tamimiy yg sedang duduk. Maka Al-Aqro' berkata, "Aku punya 10 orang anak, tak seorangpun dari mereka yg pernah kucium". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallampun melihat kepada Al-'Aqro' lalu beliau berkata, "Barangsiapa yg tak merahmati/menyayangi maka ia tak akan dirahmati" (HR Muslim)

Dalam kisah yg sama dari 'Aisyah -semoga Allah meridhoinya- ia berkata :

جَاءَ أَعْرَابِى إِلَى النَّبِى صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : تُقَبِّلُونَ الصِّبْيَانَ ، فَمَا نُقَبِّلُهُمْ ، فَقَالَ النَّبِى صلى الله عليه وسلم أَوَأَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللَّهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ
"Datang seorang arab badui kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata, "Apakah kalian mencium anak-anak laki-laki?, kami tak mencium mereka". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Aku tak bisa berbuat apa-apa kalau Allah mencabut rasa rahmat/sayang dari hatimu" (HR Bukhari)

Ibnu Batthool rahimahullah berkata, "Menyayangi anak kecil, memeluknya, menciumnya, dan lembut kepadanya termasuk dari amalan-amalan yg diridhoi oleh Allah dan akan diberi ganjaran oleh Allah. Tidakkah engkau perhatikan Al-Aqro' bin Haabis menyebutkan kepada Nabi bahwa ia memiliki 10 orang anak laki-laki tak seorangpun yg pernah ia cium, maka Nabipun berkata kepada Al-Aqro' ((Barang siapa yg tak menyayangi maka tak akan disayang)).

Maka hal ni menunjukan bahwa mencium anak kecil, menggendongnya, ramah kepadanya merupakan perkara yg mendatangkan rahmat Allah. Tidak engkau perhatikan bagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menggendong (cucu beliau) Umaamah putrinya Abul 'Aash (*suami Zainab putri Nabi) di atas leher beliau tatkala beliau sedang sholat?, padahal sholat adlh amalan yg paling mulia di sisi Allah dan Allah telah memerintahkan kita untk senantiasa khusyuk dan konsentrasi dlm sholat. Kondisi Nabi yg menggendong Umaamah tidaklah bertentangan dgn kehusyu'an yg diperintahkan dlm sholat. Nabi khawatir akan memberatkan Umaamah (si kecil cucu beliau) kalau beliau membiarkannya dan tak digendong dlm sholat.

Pada sikap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ni merupakan teladan yg paling besar bagi kita, maka hendaknya kita meneladani beliau dlm menyayangi anak-anak baik masih kecil maupun yg besar, serta berlemah lembut kepada mereka" (Syarh Shahih Bukhari karya Ibnu Batthool, 9/211-212)

Semakin seseorang rahmat/sayang kepada hamba-hamba Allah maka ia semakin dekat dgn rahmat Allah. Bahkan Allah mengampuni seorang wanita pezina tatkala wanita pezina tersebut merahmati seekor anjing yg menjilat-jilat tanah karena kehausan.

Jika Allah menjadikan rasa rahmat/kasih sayang dlm hati seseorang maka itu merupakan pertanda bahwa ia akan dirahmati oleh Allah.

"Maka hendaknya seseorang menjadikan hatinya lembut, ramah, dan sayang (kepada anak-anak), berbeda dgn kondisi sebagian orang bodoh. Bahkan tatkala anaknya yg masih kecil menemuinya sementara ia sedang di warung kopi maka iapun membentak dan mengusir anaknya. Ini merupakan kesalahan. Lihatlah bagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adlh orang yg paling baik dan mulia akhlak dan adabnya. Suatu hari beliau sedang sujud -tatkala beliau mengimami para sahabat- maka datanglah Al-Hasan bin Ali bin Abi Thoolib, lalu -sebagaiman sikap anak-anak-, Al-Hasanpun menaiki pundak Nabi yg dlm kondisi sujud. Nabipun melamakan/memanjangkan sujudnya. Hal ni menjadikan para sahabat heran. mereka berkata :

هَذِهِ سَجْدَةٌ قَدْ أَطَلْتَهَا، فَظَنَنَّا أَنَّهُ قَدْ حَدَثَ أَمْرٌ، أَوْ أَنَّهُ يُوحَى إِلَيْكَ
"Wahai Rasulullah, engkau telah memperpanjang sujudmu, kami mengira telah terjadi sesuatu / telah diturunkan wahyu kepadamu"-pen),

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada mereka,

ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ، وَلَكِنَّ ابْنِي ارْتَحَلَنِي، فَكَرِهْتُ أَنْ أُعَجِّلَهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ
"Bukan..., akan tetapi cucuku ni menjadikan aku seperti tunggangannya, maka aku tak suka menyegerakan dia hingga ia menunaikan kemauannya" (HR Ahmad)

Yaitu aku tak ingin segera bangkit dari sujudku hingga ia menyelesaikan keinginannya. Ini buah dari rasa kasih sayang.

Pada suatu hari yg lain Umamah binti Zainab putri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yg masih kecil dibawa oleh Nabi ke masjid. Lalu Nabi sholat mengimami para sahabat dlm kondisi menggendong putri mungil ini. Jika beliau sujud maka beliau meletakkannya di atas tanah, jika beliau berdiri maka beliau menggendongnya. Semua ni beliau lakukan karena sayang kepada sang cucu mungil. Padahal bisa saja Nabi memerintahkan Aisyah / istri-istrinya yg lain untk memegang cucu mungil ini, akan tetapi karena rasa kasih sayang beliau. Bisa jadi sang cucu hatinya terikat senang dgn kakeknya shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Nabi ingin menenangkan hati sang cucu mungil.

Pada suatu hari Nabi sedang berkhutbah, lalu Al-Hasan dan Al-Husain (yang masih kecil) datang memakai dua baju -mungkin baju baru-. Baju keduanya tersebut kepanjangan, sehingga keduanya tersandung-sandung jatuh bangun tatkala berjalan. Maka Nabipun turun dari mimbar lalu menggendong keduanya dihadapan beliau (di atas mimbar) lalu beliau berkata:

صَدَقَ اللهُ إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ نَظَرْتُ إِلَى هَذَيْنِ الصَّبِيَّيْنِ يَمْشِيَانِ وَيْعْثُرَانِ فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى قَطَعْتُ حَدِيْثِي وَرَفَعْتُهُمَا
"Maha benar Allah..."Hanyalah harta kalian dan anak-anak kalian adlh fitnah", aku melihat kedua anak kecil ni berjalan dan terjatuh, maka aku tak sabar hingga akupun memutuskan khutbahku dan aku menggendong keduanya" (HR Tirmidzi)

Kemudian beliau melanjutkan khutbah beliau (HR Abu Dawud)

Yang penting hendaknya kita membiasakan diri kita untk menyayangi anak-anak, demikian jg menyayangi semua orang yg butuh kasih sayang, seperti anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang lemah (tidak mampu) dan selain mereka. Dan hendaknya kita menjadikan dlm hati kita rasa rahmat (kasih sayang) agar hal itu menjadi sebab datangnya rahmat Allah bagi kita, karena kita jg butuh kepada rahmat" (dari Syarah Riyaad As-Shoolihiin, dgn sedikit perubahan)

Sungguh mulia akhlak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada anak-anak, beliau menggendong anak-anak, bahkan dlm sholat beliau, karena kasih sayang kepada anak-anak, mencium anak-anak adlh ibadah, mendatangkan rahmat Allah. Bahkan beliau pernah berjalan cukup jauh hanya untk mencium putra beliau Ibrahim.

Anas Bin Malik berkata :

"Aku tak pernah melihat seorangpun yg lebih sayang kepada anak-anak dari pd Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Putra Nabi (yang bernama) Ibrahim memiliki ibu susuan di daerah Awaali di kota Madinah. Maka Nabipun berangkat (ke rumah ibu susuan tersebut) dan kami bersama beliau. lalu beliau masuk ke dlm rumah yg ternyata dlm keadaan penuh asap. Suami Ibu susuan Ibrahim adlh seorang pandai besi. Nabipun mengambil Ibrahim lalu menciumnya, lalu beliau kembali" (HR Muslim)

Karenanya, bersabarlah wahai para orang tua dlm mendidik anak kalian. sayangilah mereka...peluklah mereka... ciumlah mereka... semuanya akan mendatangkan pahala dan rahmat Allah.

other source : http://kabarmakkah.com, http://pinterest.com, http://twitter.com

0 Response to "[Haji] Mencium Anak-Anak Bisa Mendatangkan Rahmat Allah"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *